Aksi kemanusiaan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kabupaten Lumajang Jawa Timur dalam meringankan beban masyarakat terdampak bencana alam gempa bumi di pulau Bawean Kabupaten Gresik, kegiatan tidak hanya fokus berupa bantuan logistik kebutuhan sehari-hari namun juga dilakukan penangan psikososial atau yang sering dikenal dengan nama trauma healing.
Ketua DPD PPNI Kabupaten Lumajang DR., H., Suhari, A. Per. Pen. MM., menyampaikan bantuan yang diberikan oleh para profesi keperawatan dapat mempercepat memulihkan trauma yang dirasakan masyarakat, agenda yang sudah tersusun itu dapat dilakukan dengan maksimal.
“Kegiatan yang sudah ter scedule besok diantaranya pemberian penguatan psikososial yang biasa di sebut trauma healing pada keluarga dan komunitas serta donasi pada keluarga terdampak,” kata dosen Keperawatan Universitas Jember di Lumajang. Jum’at (29/03/2024).
Menurut DR., H., Suhari kondisi tanggap darurat yang berlangsung PPNI Bapena dengan Penanggulangan Bencana (PB) Jawa Timur dan rencana bantuan logistik yang diserahkan kepada pengurus DPD PPNI Kabupaten Gresik agar lebih maksimal. Pengiriman personil profesi keperawatan melalui KMP Giliiyang.
“Respon Tanggap Darurat Gempa di Bawean berangkatkan Tim Bapena
Bersinergi dengan para fihak dalam PB jatim menugaskan beberapa pengurus bersama Pengurus DPD Kab Gresik bahu membahu membantu masyarakat terdampak gempa, melalui pelabuhan Gresik bersama Polres dan Kodim serta Dinas terkait dalam beberapa trip angkutan KMP Giliiyang Jum’at 29 Maret 2024.” Demikian Ungkap Kang Hari tim Ketua PPNI Kabupaten Lumajang
Sementara itu Dewan Pimpinan Wilayah Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Timur (DPW PPNI Jatim) Prof Dr H Nursalam MNurs (Hons), kegiatan yang dilakukan percepatan pemulihan dampak gempa di Bawean juga berupa uang tunai yang merupakan hasil donasi anggota PPNI Jawa Timur.
“Pertama, kita dari DPW PPNI Jatim maupun teman-teman dari DPD PPNI Kabupaten dan Kota ada pengumpulan donasi, beberapa ada yang sudah kami berikan, dan Insyaallah nanti ada bantuan yang menyusul, sudah kita koordinasikan. Soal jumlah, Insyaallah kita bisa memenuhi kebutuhan yang ada di lokasi gempa Bawean,” kata Prof Nursalam.
Ia menjelaskan, DPW PPNI Jatim juga akan mengirimkan tim Perawat yang akan bergabung dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik, dan rencananya akan berangkat bersama ke Pulau Bawean pada Jumat (29/3/2024) malam.
Menurut dia, para perawat yang dikirim nantinya akan terjun langsung membantu penanganan para korban gempa di Bawean. Terutama untuk mendampingi para korban gempa, termasuk pendekatan psikologis dan dukungan moral kepada para korban gempa Bawean.
“Jadi, yang akan dikirim ke Bawean dari Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik ada sekitar 30 tenaga medis dan dari DPD PPNI Kabupaten Gresik ada lima perawat. Mereka terdiri dari tiga Perawat dan dua Perawat anggota Badan Penanggulangan Bencana (Bapena) PPNI. Nanti berangkat ke Bawean bersama-sama, InsyaAllah Jumat besok,” jelas Prof Nursalam.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua DPD PPNI Kabupaten Gresik, Nur Chakim, mengatakan pihaknya sudah berkomunikasi dan berkoordinasi dengan Ketua Dewan Pengurus Komisariat (DPK) PPNI Bawean untuk menerjunkan para Perawat dari PPNI dalam membantu menangani korban gempa Bawean.
“Kami menyesuaikan dengan kondisi di lapangan. Sebab, selama ini sudah banyak bantuan berupa makanan dan perlengkapan atau yang lainnya bagi korban gempa. Jadi, sumbangan dari PPNI ini akan fokus disalurkan dalam bentuk uang tunai. Terutama untuk membantu perbaikan rumah warga yang terdampak gempa Bawean,” ungkapnya.
Sementara, untuk pengawasan bantuan yang disalurkan agar tepat sasaran, Nur Chakim mengakui, akan melakukan mapping (pemetaan) wilayah, terutama untuk kebutuhan apa saja bagi para korban gempa yang harus diutamakan. Sehingga, anggaran bantuan yang nantinya akan dikeluarkan juga sesuai dengan kondisi di lapangan.
“Kita sudah berkoordinasi dengan Ketua DPK PPNI Bawean untuk mapping wilayah mana saja yang terdampak. Kita terjunkan para Perawat untuk melihat kondisi di lokasi gempa sekaligus memetakan sasaran utama bantuan ini untuk warga yang terdampak. Ada klasifikasi atau kebutuhan yang harus dipenuhi,” pungkasnya. (Fendi)