Perhelatan Pemilihan Umum (Pemilu) 14 Februari 2024 tinggal beberapa hari lagi persiapan penyelenggara KPU, Bawaslu dan peserta kontestasi politik telah mempersiapkan diri sebaik mungkin.
Ketua DPD Golkar Kabupaten Jember Jawa Timur Karimulla Dahrujiadi mengatakan tidak hanya target kursi kabupaten Jember 7 kursi namun yang ingin dicapai namun juga 2 kursi DPRD provinsi dan 1 kursi DPR RI l, upaya itu para calon menguatkan sekmen-sekmen calon perolehan suaranya.
“Dengan ikhtiar saya optimis Golkar akan bangkit dan di Jember target 7 kursi dari 2 kursi, dan jatah 8 kursi DPR RI saya yang bisa duduk,” terang Karimullah.
Pertemuan yang digelar Karimullah di Gedung Guru jalan Veteran Kabupaten Lumajang hari Kamis (01/02/2024) dengan undangan sekitar 150 itu untuk menguatkan suara pada calon pemilih, dan menyampaikan program yang telah diembannya sebagai DPRD Provinsi Jawa Timur dalam dua periode.
“Kegiatan itu bagian ikhtiar yang sudah kita lakukan sekitar tahun, lebih-lebih saya sebagai Ketua DPD Golkar Jember sejak tahun 2020,” kata Karimulla, Jum’at (02/02/2024).
Dirinya sebagai anggota DPRD provinsi tidak asing bagi masyarakat di daerah Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Jember sebagai daerah pemilihannya. Kegiatan yang dilakukan dengan porsi 25 persen di Lumajang dengan berbagai kegiatan dapat membantu menguatkan suaranya.
Waktu Pemilu yang kurang 14 hari ini dilakukan konsolidasi dan pertemuan untuk mengakomodir usulan masyarakat yang akan diembannya saat menjadi wakil rakyat di pusat, diharapkan dari visi misi yang disampaikan untuk memberikan terbaik kepada masyarakat menjadi penguatan.
Pertemuan yang bertema “Dinamika Hubungan Sosial Masyarakat Pada Tahun Politik DPRD Provinsi Jawa Timur” juga dibuka ruang tanya jawab dengan berbagai isu salah satunya terkait permasalahan kelangkaan pupuk yang ditanyakan.
Karimullah merespon kelangkaan pupuk subsidi dan naiknya harga sembako dipengaruhi oleh faktor cuaca panas yang berkepanjangan sehingga banyak pertanian yang gagal panen.
“Keberadaan pupuk subsidi langkah sementara bila beli non subsidi dipastikan harga tinggi, cuaca yang tidak begitu stabil berdampak kwalitas hasil pertanian yang baik,” tutur Karimullah.
Di era Orde Baru pupuk mudah di dapat karena dari Realita pos anggaran yang di tentukan kepada sektor pertanian menjadi hal penting sebagai acuan masyarakat di Indonesia terbesar berpenghasilan dari sektor pertanian. Bila ditemukan adanya pupuk subsidi langkah karena ada pengurangan dari pemerintah namun untuk pupuk non subsidi masih bisa diperoleh petani.
“Di era Orde Baru pupuk mudah di dapat dan tidak ada sistem kios, tapi kebutuhannya tercukupi,” pungkasnya.