Tutup Iklan
Lumajang Raya

Erupsi Semeru Dalam Sepekan Mencapai 567 Kali, Warga Dihimbau Waspada

11
×

Erupsi Semeru Dalam Sepekan Mencapai 567 Kali, Warga Dihimbau Waspada

Sebarkan artikel ini
KESDM Badan Geologi PVMBG Ingatkan warga lereng Gunung Semeru

Kementrian Energi Sumber Daya Mineral (KESDM) Rebuplik Indonesia Badan Geologi mengeluarkan peringatan situasi Gunungapi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang Jawa Timur yang terpantau dari tanggal 1 sampai 7 Februari 2024.

Pengamatan visual yang kerap tertutup kabut dan terkadang terdengar suara gemuruh pada saat terjadi letusan diperlukan meningkatkan kewaspadaan.

Hendra Gunawan atas nama Kepala Badan Geologi, Kepala Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi menyampaikan, pada saat pengamatan jelas terlihat asap kawah warna putih dengan angin bertiup lemah sehingga sedang.

“Terlihat awan panas dengan jarak luncur ke arah Besuk Kobokan, sementara letusan guguran yang terjadi kerap tidak terpantau karena terhalang kabut,” kata Hendra Gunawan, Sabtu (10/02/2024).

Pengamatan instrumental disampaikan Hendra Gunawan, jumlah dan jenis gempa yang terekam masih didominasi oleh gempa permukaan seperti gempa letusan dan gempa hembusan.

Selama periode 1 sampai 7 Februari 2024 terjadi gempa letusan (erupsi) 567 kali, gempa guguran 27 kali, gempa hembusan 38 kali, harmonik 47 kali, gempa vulkanik dalam 12 kali, gempa tektonik lokal 7 kali, gempa tektonik jauh 26 kali, gempa getaran banjir 9 kali.

“Data pemantauan tiltmeter pada stasiun tiltmeter Argosuko dan stasiun tiltmeter Jawar menunjukkan di akhir periode pemantauan menunjukkan pola yang menurun,” ucap Hendra.

Hendra Gunawan menjelaskan hasil pemantauan dari GPS yang berada di 7 stasiun menunjukkan arah menjauhi tubuh Gunung Semeru dan perubahan jarak antar beseline stasiun GPS mengindikasi inflasi pada tubuh gunung.

Dari hasil evaluasi yang perlu diperhatikan dari rentan tanggal 1 sampai 7 Februari adanya tumpukan material dari hasil erupsi di seputaran puncak bisa menjadi bencana Awan Panas Guguran (APG) guguran lava dan endapan hasil erupsi yang ada di dalam aliran bisa menjadi lahar saat hujan dipuncak deras dalam waktu lama.

“Hasil rekam kegempaan masih tinggi utamanya gempa letusan dan tektonik mengindikasikan masih adanya suplai dari bawah permukaan gunung,” ucap Hendra.

Rekomendasi yang dikeluarkan KESDM Badan Geologi PVMBG masyarakat tidak ada aktivitas pada radius 17 Km dari puncak erupsi, karna pada status level lll siaga peluang terjadi peningkatan aktivitas masih besar.

“17 Km dari puncak masih potensi terlanda perluasan APG dan 500 meter dari sepadan sungai di sepanjang Besuk Kobokan,” tutur Hendra.

Hasil evaluasi yang dilakukan itu disampaikan kepada Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, KESDM, Menteri Dalam Negeri, Menteri Perhubungan, Mentri LHK, Mentri Kesehatan, Panglima TNI, Kapolri, Kepala BMKG, Kepala Juanda Surabaya dan Kepala Bandara Abdurahman Saleh Malang.(Efendi)

Editor : Hendriko