Datangnya bulan suci Ramadhan, menjadi berkah bukan hanya bagi ummat muslim. Namun bagi seluruh bangsa Indonesia.
Ramadhan menjadi momentum terbaik untuk meredam dinamika politik yang memanas pasca-pemilu 2024.
Bukan hanya gonjang-ganjing politik, saat ini kita juga dihadapkan dengan kondisi ekonomi yang penuh tantangan dan ketidakpastian ditengah drama geopolitik yang makin memanas.
Harga-harga kebutuhan pokok justru melonjak drastis ditengah penurunan daya beli Masyarakat yang berdampak pada pelambatan pertumbuhan konsumsi.
Secara kumulatif, ekonomi Indonesia pada 2023 lalu hanya tumbuh 5,05 persen, lebih rendah dari tahun sebelumnya yang sebesar 5,31 persen.
“Karena itu Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk melakukan refleksi, pembersihan jiwa, dan peningkatan ibadah. Nilai-nilai yang diperkuat selama Ramadhan seperti kesabaran, empati, dan kedermawanan, memiliki korelasi yang mendalam dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, dasar negara Indonesia,” beber Anggota MPR RI dari Fraksi PKS Amin Ak.
Ia menegaskan hal itu dihadapan kader dan fungsionaris PKS se-Kabupaten Jember dalam rangka sosialisasi empat pilar di Garuda Hall, Kota Jember, Jawa Timur, Minggu (10/3).
Bangsa ini sedang dihadapkan pada isu yang menguras energi bangsa, yakni adanya kecurangan proses Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang terstruktur, sistematis, dan massif.
Hal itu menjadi pukulan telak bagi tegaknya demokrasi Pancasila sebagai dasar filosofis negara Indonesia yang mengedepankan nilai-nilai keadilan, kesetaraan, dan kemanusiaan.
Pemilihan umum (Pemilu) yang jujur dan adil adalah manifestasi nyata dari prinsip-prinsip demokrasi tersebut.
“Di bulan suci Ramadhan ini, semua pihak baik itu pemerintah sebagai penyelenggara negara, para penyelenggara pemilu, Parpol peserta Pemilu dan kadernya, serta seluruh masyarakat harus introspeksi diri dan melakukan taubat nasional karena sudah menciderai nilai-nilai agama serta Pancasila,” ajak Amin.
Spirit Ramadhan harus mendasari upaya konsolidasi nasional dalam menghadapi berbagai tantangan dan permasalahan bangsa ke depan. Ramadhan mengajari bangsa ini pentingnya silaturahmi dan persatuan Indonesia sesuai sila Pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa.
Ramadhan mengajarkan umat Islam untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan sila pertama Pancasila, yang menjadi fondasi bagi persatuan Indonesia dalam keberagaman agama dan kepercayaan.
Ramadhan juga mengajari sikap empati dan kemanusiaan sesuai Sila kedua Pancasila, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.
Berpuasa selama Ramadhan memungkinkan umat Islam merasakan empati terhadap mereka yang kurang mampu. Ini mengingatkan pada sila kedua Pancasila, yang menekankan pentingnya perilaku adil dan beradab terhadap sesama.
Demikian juga dengan prinsip demokrasi dan musyawarah sesuai Sila ke empat Pancasila, Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan).
Ramadhan adalah waktu untuk berkumpul dan berdiskusi, baik dalam kegiatan keagamaan maupun saat berbuka puasa. Ini mencerminkan sila keempat Pancasila, yang menghargai demokrasi dan pengambilan keputusan melalui musyawarah.
Terakhir, spirit keadilan sosial, sebagaimana dikumandangkan Sila kelima Pancasila, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Ummat Islam diwajibkan menunaikan Zakat fitrah, yang diberikan selama Ramadhan yang merupakan manifestasi dari keadilan sosial, memastikan bahwa kebutuhan dasar setiap individu terpenuhi.
Ini adalah cerminan dari sila kelima Pancasila, yang menuntut keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Spirit Ramadhan tidak hanya membawa dampak positif bagi kehidupan pribadi umat Islam, tetapi juga menguatkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bulan suci ini menjadi kesempatan untuk merefleksikan dan mengamalkan nilai-nilai tersebut, memperkuat fondasi bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika,” pungkas Amin.(Fendi)